1. Manusia
Dan Kebudayaan Manusia
A. Hakekat
Manusia
Hakekat
manusia adalah sebagai berikut :
-
Makhluk yang memiliki tenaga dalam
yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
-
Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
-
Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan
yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
-
Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
-
Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
-
Suatu keberadaan yang berpotensi yang
perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
-
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
-
Individu yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai
dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
B. Kepribadian
Bangsa Timur
Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa
timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur
dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Bangsa
timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam,
berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian
besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang
timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang
berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru
kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang
timur itu sendiri.
Pada
umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap
bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat
yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa
Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih
baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya.
Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
Secara garis besar kebudayaan asing
yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang
terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat
yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.
Unsur-unsur Kebudayaan Asing yang
Sulit Diterima
Unsur-unsur kebudayaan asing yang
sulit diterima antara lain :
a. Unsur-unsur
yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan
lain-lain.
b. Unsur-unsur
yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah
adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
c. Pada
umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima
unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya
generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur
baru.
d. Suatu
masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok
individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
Faktor-faktornya antara
lain :
a. Terbatasnya
masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
b. Jika
pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh
nilai-nilai agama.
c. Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan
baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
d. Suatu
unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
e. Apabila
unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
C. Pengertian
Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Pengertian Kebudayaan secara umum
adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat
serta setiap kecakapan, dan kebiasaan.
Bisa
juga diartikan sebagai segala hal yang kompleks, yang di dalamnya berisikan
kesenian, kepercayaan, pengetahuan, hukum, moral, adat istiadat serta keahlian
ataupun ciri khas lainnya yang diperoleh individu sebagai anggota dalam suatu
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli
Selain pengertian kebudayaan secara
umum seperti yang diulas diatas, para ahli dan pakar menjelaskan tentang apa
itu kebudayaan secara berbeda beda. Untuk lebih jelasnya, simak berikut ini
kumpulan pengertian kebudayaan menurut para ahli, baik ahli dari dalam negeri
maupun luar negeri,
a.
Menurut Koentjaraningra
Pengertian kebudayaan adalah
keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan
belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.
b. Menurut Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar
Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
c. Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soenardi
Merumuskan kebudayaan sebagai semua
hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture)
yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan
serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
d. Menurut Dr. Mohammad Hatta
Pengertian Kebudayaan adalah ciptaan
hidup dari suatu bangsa.
e. Menurut KBBI
1) Hasil kegiatan dan penciptaan batin
(akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; 2) Antar
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk
memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah
lakunya.
f.
Menurut
Effat al-Syarqawi
Definisi kebudayaan sebagai khazanah
sejarah suatu bangsa/masyarakat yang tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan
nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bagi
kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam, bebas dari
kontradiksi ruang dan waktu
g. Menurut Parsudi Suparlan
Kebudayaan didefinisikan sebagai
keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk
memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi
landasan bagi tingkah-lakunya.
h. Menurut Haji Agus Salim
Kebudayaan adalah merupakan
persatuan istilah budi dan daya menjadi makna sejiwa dan tidak dapat
dipisah-pisahkan.
i.
Menurut
Sutan Takdir Alisyahbana
Pengertian kebudayaan menurut Sutan
Takdir Alisyahbana adalah manifestasi dari cara berfikir.
j.
Menurut
Drs. Sidi Gazalba
Mendefinisikan kebudayaan dengan
mengatakan kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan
rasa.
k. Menurut Mangunsarkoro
Kebudayaan adalah segala yang
merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
l.
Menurut
Djojodigono
Kebudayaan menurut Djojodigono
adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.
m. Menurut R. Seokmono
Pengertian kebudayaan adalah segala
hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan
dalam penghidupan.
n. Menurut M.Selamet Riyadi
Budaya adalah suatu bentuk rasa
cinta dari nenek moyang kita yang di wariskan kepada seluruh keturunannya
o. Menurut Edward said
Kebudayaan adalah satu cara
perjuangan melawan pemusnahan dan pelenyapan. Kebudayaan adalah suatu bentuk
ingatan melawan penghapusan.
p. Menurut Abdul Syani
Mengemukakan tiga hal yang
terkandung dalam kebudayaan yakni : kebudayaan hanya dimiliki oleh masyarakat
manusia, kebudayaan itu diturunkan melalui proses belajar dari tiap individu,
kebudayaan merupakan pernyataan perasaan dan pikiran manusia”.
q. Menurut Sukidin, Basrowi & Agus
Wijaka
Mendefenisikan kebudayaan sebagai
“keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi
kehidupannya dengan cara belajar.
r.
Menurut
Fuad Hassan
Kebudayaan adalah suatu kerangka
acuan bagi perikehidupan suatu masyarakat yang sekaligus untuk mengukuhkan jati
diri sebagai kebersamaan yang berciri khas.
s. Menurut Harjoso
Mengemukakan arti kebudayaan adalah
sebagai berikut,
·
Kebudayaan
yang terdapat didalam masyarakat berbeda antara satu dengan yang lain
·
Kebudayaan
itu dapat diteruskan dan dapat diajarkan
·
Kebudayaan
itu terjabarkan dari komponen-komponen biologis, psikologis, dan sosiologis
dari eksistensi/keberadaan manusia.
·
Kebudayaan
itu berstruktur atau mempunyai cara atau aturan tertentu
·
Kebudayaan
terbagi atas berbagi aspek-aspek baik itu social, psikologis
·
Kebudayaan
itu bersifat dinamis atau selalu berubah
·
Nilai-nilai
dalam kebudayaan itu bersifat relative atau antara masyarakat yang satu berbeda
dengan denga masyarakat yang lain.
t.
Menurut
Kluckhohn dan Kelly
Definisi kebudayaan adalah semua
rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang tersurat maupun yang
tersirat, rasional, irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang
potensial untuk perilaku manusia.
u. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang
jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
v. Menurut Lucy Mair
Bahwa kebudayaan ialah milik bersama
sesuatu masyarakat yang mempunyai tradisi yang sama.
D. Unsur
- Unsur Kebudayaan
Makna
tentang budaya dan kebudayaan tidak pernah lepas dari unsur-unsur kebudayaan
secara universal. Guru besar antropologi Universitas Indonesia Koentjaraningrat
membagi unsur kebudayaan universal ini menjadi tujuh bagian. Yakni:
1. Bahasa
Suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat
perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan
kebudayaan. Ada dua bentuk bahasa yaitu lisan dan tulisan.
2. Sistem pengetahuan
Unsur ini berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan
sifat-sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang
pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan,
sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, tubuh manusia.
3. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
Dimaknai sebagai sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Organisasi sosial meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan,
sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
Teknologi di sini dimaknai sebagai jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh
para anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat
dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan bahan-bahan
itu untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat
transportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda material. Unsur teknologi
yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat-alat produksi,
senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung
dan perumahan serta alat-alat transportasi.
5. Sistem mata pencaharian hidup
Ini merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang
dibutuhkan. Sistem ekonomi ini meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan,
bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan perdagangan.
6. Sistem religi
Perpaduan antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan
hal-hal suci dan tidak terjangkau oleh akal. Sistem ini meliputi, sistem
kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan
upacara keagamaan.
7. Kesenian
Kesenian dapat dimaknai sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan.
Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari imajinasi kreatif yang
dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Pemetaan bentuk kesenian dapat
terbagi menjadi tiga garis besar, yaitu; seni rupa, seni suara dan seni tari
E. Wujud
Kebudayaan
Segala hal yang berkaitan dengan
perilaku manusia dalam kehidupannya dapat dikategorikan sebagai kebudayaan.
Mulai dari cara berjalan, bertutur kata, sopan santun, cara makan, bahkan cara
memilih pimpinan.
Dalam hal ini, Koentjaraningrat memecah kebudayaan dalam tiga wujud, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide
Sifatnya abstrak dan tidak bisa diraba
atau direkam dan terdapat di dalam alam pikiran individu penganut kebudayaan
tersebut. Wujud ini hanya dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari dalam
bentuk norma, adat istiadat, agama dan hukum.
Contoh: Aturan atau norma sopan santun dalam bertutur kata kepada orang yang
lebih tua, aturan bertamu di rumah orang lain. Contoh wujud konkretnya terdapat
di dalam undang-undang atau aturan tertulis
2. Wujud kebudayaan sebagai sistem
aktivitas
Sebuah aktivitas atau kegiatan sosial yang
berpola dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini terdiri dari aktivitas
manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan secara berkelanjutan dengan
sesamanya. Sifatnya konkret, dapat dilihat atau dipotret.
Contoh: Budaya upacara perkawinan, proses
pemilihan pemimpin, atau kampanye partai yang dikategorikan sebagai wujud
kebudayaan yang berupa aktivitas individu.
3.
Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak
Ini merupakan wujud yang paling konkret,
dapat dilihat dan diraba langsung. Wujudnya berupa kebudayaan fisik hasil
kebudayaan manusia yang berupa tataran sistem ide, pemikiran atau aktivitas
manusia yang berpola.
F. Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini mendorong individu untuk
berperilaku seperti apa yang ditentukan. Mereka
percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman
yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah
sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai
tersebut merupakan wujud ideal dari lingkungan
sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa
sistem nilai budaya suatu
masyarakat merupakan wujud
konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada
diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan
manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut
Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah
hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan
manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam
sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai kebudayaan
mengkonsepsikan masalah universal
ini dengan berbagai variasi yang berbeda
– beda. Seperti masalah pertama, yaitu
mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh
agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena
itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna
mendapatkan nirwana, dan
mengenyampingkan segala tindakan yang
dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10).
Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi
wawasan dan makna kehidupan itu secara keseluruhan.
Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu
konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan
wawasan mereka.
Masalah kedua mengenai hakekat kerja
atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu
sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang
tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk
mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa
kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi
bukan kepada status.
Masalah ketiga mengenai orientasi
manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi
ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya
ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini
sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat berkaitan dengan
kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu
dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada
juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang
ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan
antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk
orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak.
Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu,
cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti
terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang
menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas
(kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam
masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat
mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan disini seperti
yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus
mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat
oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam masyarakat
yang mementingkan kemandirian individual, maka
keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.
Pola orientasi nilai budaya yang
hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk masing – masing
pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi antara
kedua pola yang ekstrim itu yang
dapat disebut sebagai pola transisional.
G. Perubahan
Kebudayaan
Pengertian Perubahan Budaya
Perubahan kebudayaan adalah
perubahan yang terjadi dikarenakan adanya ketidaksesuaian terhadap unsur-unsur
budaya. Perubahan kebudayaan biasanya terjadi karena adanya ketidakserasian
terhadap fungsi yang ada pada kehidupan. Seiring dengan berkembangnya zaman
maka perubahan kebudayaan akan terus terjadi, hal ini dikarenakan perubahan
kebudayaan terjadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Perubahan kebudayaan merupakan cara
baru dalam upaya perbaikan terhadap bagaimana masyarakat dapat memenuhi
kebutuhannya. Perubahan kebudayaan mencakup berbagai hal mulai dari kesenian,
teknologi, ilmu pengetahuan, bahkan sistem kemasyarakatan. Para ahli
mengemukakan pendapat mengenai pengertian perubahan kebudayaan. Berikut ini
pengertian perubahaan kebudayaan menurut para ahli.
1. Samuel Koenig
Samuel Koenig mengemukakan
pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan yaitu suatu cara untuk memodifikasi hal
yang ada pada pola-pola kehidupan manusia. Adapun terjadinya sebuah modifikasi
disebabkan karena faktor internal maupun eksternal.
2. Selo Soemardjan
Selo Soemardjan mengemukakan
pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan adalah semua perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan yang dapat mempengaruhi suatu sistem sosial, baik itu
sikap, nilai-nilai, maupun pola perilaku seseorang yang ada diantara kelompok
dalam masyarakat.
3. John Lewin Gillin dan John Philip
Gillin
Menurut
John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin, perubahan kebudayaan adalah cara
hidup yang bervariasi yang terjadi karena disebabkan oleh perubahan kondisi
geografis termasuk ideologi , komposisi penduduk.
Itulah
pengertian perubahan kebudayaan secara umum dan menurut para ahli. Perubahan
kebudayaan terjadi disebabkan karena adanya beberapa faktor. Pembahasan
selanjutnya faktor yang mendorong terjadinya perubahan kebudayaan.
Faktor Terjadinya Perubahan
Kebudayaan
Terjadinya
perubahaan kebudayaan tentunya disebabkan karena ada faktor yang mendorong
terjadinya perubahan tersebut. Faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan
meliputi faktor internal dan juga eksternal. Berikut ini penjelasan lengkap
mengenai faktor internal dan juga faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan.
Faktor
internal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut:
1. Terjadinya perubahan demografis.
Perubahan itu mencakup perubahan ukuranm struktur, dan juga distribusi
penduduk. Contoh dari perubahan demografis yaitu kelahiran, kematian, dan juga
migrasi.
2. Adanya penemuan baru baik itu ide
ataupun alat, atau dapat juga menyempurnakan penemuan baru tersebut dan memperbaharui
ataupun mengganti yang ada.
3. Adanya konflik sosial di dalam
masyarakat. Dengan adanya konflik sosial maka dapat merubah suatu kepribadian
orang yang ada pada bagian masyarakat tersebut. Contohnya seseorang yang
tiba-tiba menjadi pendiam, tidak mau bersosialisasi dengan orang lain.
4. Adanya pemberontakan menjadi salah
satu faktor penyebab terjadinya perubahan kebudayaan pada struktur
pemerintahan.
Faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu
sebagai berikut:
1. Terjadinya peperangan merupakan
faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan. Dengan adanya peperangan maka
akan terjadi perubahaan unsur-unsur budaya pada suatu negara baik dalam unsur
ekonomi, sistem pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian ataupun sistem
kemasyarakatan.
2. Faktor eskternal kedua yang
menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan yaitu adanya pengaruh budaya lain.
Adanya pengaruh budaya lain biasanya lebih mudah terjadi pada masyarakat yang
terbuka, karena masyarakat terbuka dapat lebih mudah menerima adanya unsur
budaya lain. Contoh dari adanya pengaruh budaya lain yaitu adanya hubungan
antara dua bangsa yang dapat saling mempengaruhi seperti terjadinya akulturasi,
difusi (penyebaran kebudayaan). dan juga proses bertemunya antar budaya yang
menghasilkan suatu budaya baru akan tetapi tidak melihat budaya lama
(Asimilasi).
3. Terjadinya perubahan alam dapat
mempengaruhi juga perubahan kebudayaan. Maksud dari perubahan alam yaitu
perubahan lingkungan fisik yang disebabkan karena bencana alam misalkan gempa
bumi, tsunami, banjir, longsor, dll. Dengan terjadinya suatu bencana alam maka
akna terjadi banyak perubahan pada kehidupan seperti perpindahan tempat tinggal
maka mau tidak mau mereka harus saling menyesuaikan hal tersebut memicu
terjadinya perubahan kebudayaan
H. Kaitan
Manusia Dan Kebudayaan
Manusia seperti yang kita tahu,
sangat erat kaitannya dengan arti kebudayaan. Kebudayaan itu ibaratnya seperti
ciri khas dari manusia yang menggunakan kebudayaan tersebut. Banyak sekali
kebudayaan di negara Indonesia tercinta kita ini, salah satunya adalah seperti
kebudayaan Jawa, dan masih banyak lagi.
Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari
dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Hakikat manusia dalam melestarikan
dan menjaga kebudayaan adalah suatu keharusan agar tidak terpengaruh oleh
kebudayaan lainnya. Kita harus menjaga keaslian budaya kita karena kebudayaan
tersebut merupakan warisan dari nenek moyang kita dahulu. Namun akhir-akhir
ini, kita pasti sudah tahu kalau banyak dari kebudayaan di negara kita ini
telah terpengaruh oleh kebudayaan luar, khususnya kebudayaan barat. Ya, itu
benar. Ini merupakan efek dari arus globalisasi yang sangat kencang sehingga
banyak kebudayaan-kebudayaan dari luar yang bebas keluar masuk ke dalam negara
kita ini sehingga kebudayaan kita agak sedikit ‘terpengaruh’ oleh kebudayaan
luar, khususnya kebudayaan barat. Ini merupakan kelalaian masyarakat sekarang
yang tidak mampu menjaga keaslian budaya itu merupakan warisan dari nenek
moyang kita terdahulu. Tapi ini sudah terlambat untuk diatasi. Mengapa?
Ibaratnya itu kita seperti berjalan melawan arus yang sangat kencang, seperti
itulah yang masyarakat kita sedang alami. Mereka tidak mempersiapkan pertahanan
untuk melawan arus kencang tersebut. Bahkan mereka mulai mengikuti arah arus
tersebut. Hal ini sangat berbahaya karena jika ini dibiarkan terus maka
kebudayaan asli kita akan perlahan-lahan hilang. Tidakkah kita berpikir,
bagaimana dengan anak cucu kita kelak yang akan mewariskan kebudayaan kita,
sedangkan kebudayaannya itu sudah ‘tercemar’ oleh kebudayaan asing atau luar?
Apakah mereka akan bangga dengan kebudayaannya itu? Sungguh ironis memang.
Jadi kesimpulan dari uraian di atas
adalah kaitan manusia dan kebudayaan sangatlah erat, sebab kebudayaan timbul
karena hasil karya cipta dan karsa dari manusia itu sendiri. Dengan kebudayaan
dapat mengatur kehidupan manusia untuk hidup bersosialisasi dengan manusia lain
di sekitarnya. Dan kebudayaan dapat hilang karena masuknya budaya lain. Oleh
sebab itu, banyak suku lain menolak kebudayaan dari luar di khawatirkan akan
merusak kebudayaan yang mereka anut sejak jaman dahulu.
Sumber Info :